Halaman

AWALI AKTIFITAS MU DENGAN BACAAN BASMALAH

Rabu, 04 Juli 2012

Ringkasan RISALAH PERGERAKAN I IKHWANUL MUSLIMIN


a.    Hasan Al-Banna
“akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiaannya di tengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan, dan kehidupan yang baik bagi tanah air di bawah naungan islam yang hanif. Akulah lelaki bebas yang telah mengetahui rahasia wujudnya, maka ia pun berseru, “sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam yang tiada sekutu bagi-Nya. Kepada yang demikian itulah aku diperintahkan, dan aku temasuk orang-orang yang berserah diri.” Inilah aku. Dan kamu, kamu sendiri siapa?

b.   Dakwah Kami
Keterusterangan
Kami ingin berterus-terang kepada semua orang tentang tujuan kami, memaparkan di hadapan mereka metode kami, dan membimbing mereka menuju dakwah kami.

Kesucian
Ikhwanul Muslimin membawa misi dakwah yang bersih dan suci, bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia, dan bersih dari hawa nafsu. Ia terus berlalu menapaki jalan panjang kebenaran yang telah digaris Allah SWT. Dalam firman-Nya (Yusuf:108)

Kasih sayang
Umat ini lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. Kami berbuat di Jalan Allah untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih banyak dari apa yang kami lakukan untuk kepentingan diri kami. Betapa berat rasa di hati ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik umat ini, sementara kita hanya sanggup menyerah pada kehinaan dab pasrah oleh keputusasaan.
Semua Keutamaan Hanyalah milik ALLAH
Andaikan yang kami lakukan ini adalah sebuah keutamaan, maka kami sama sekali tidak menganggap bahwa itu keutamaan diri kami. Kami hanya percaya pada firman Allah SWT (Al-Hujurat:17). Di tangan Nyalah berada semua kunci dan kendali hati manusia. Siapa yang ia sesatkan maka tak aka nada yang dapat menunjukinya, dan siapa yang ia tunjuki maka tak aka nada yang dapat menyesatkannya. Cukuplah Dia bagi kami. Dia-lah sebaik-baik tempat bergantung. Bukankah hanya Allah yang mencukupi kekurangan hamba-Nya.

Empat Golongan Objek Dakwah:
1.      Golongan Mukmin
Kepada golongan ini kami segera mengajak untuk segera bergabung dan bekerja bersama kami agar jumlah para mujahidin semakin banyak, dan dengan tambahan suara mereka, suara para dai akan seakin tinggi.
2.      Golongan yang ragu-ragu
Mereka adalah orang-orang yng belum mengetahui secara jelas hakikat kebenaran dan belum mengenal makna keikhlasan serta manfaat dibalik ucapan-ucapan kami. Mereka bimbang dan ragu. Biarkanlah mereka bersama keraguannya, sembari mereka tetap berhubungan dekat dengan kami. Setelah itu, insya allah hati mereka akan tentram dan dapat menerima kami. Begitulah juga tabiat golongan manusia peragu, yang menjadi pengikut para rasul pada zaman dahulu.
3.      Golongan yang mencari keuntungan
Mereka adalah kelompok yang tidak ingin memberikan dukungan kepada kami sebelum mereka mengetahui keuntungan materi yang dapat mereka peroleh sebagai imbalannya. Kepada mereka ini kami hanya ingin mereka tahu “ Menjauhlah! Disini hanya ada pahala dari Allah SWT jika kamu benar-benar ikhlas.” Bila kelak Allah menyingkap tabir kegelapan dari hat mereka dan menghilangkan kabut keserakahan dari jiwanya, niscaya mereka akan tahu bahwa sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah itu jauh lebih baik dan lebih kekal. Kami percaya, hal itu akan mendorongnya bergabung dengan barisan Allah.
4.      Golongan yang berprasangka buruk
Mereka adalah orang-orang yang selalu berprasangka buruk kepada kami dan hatinya diliputi keraguan atas kami. Kami bermohon kepada Allah SWT, agar berkenaan memperlihatkan kepada kami dan kepada mereka kebenaran sebagai kebenaran dan memberi kekuataan kepada kami untuk mengikutinya. Memperlihatkan kebatilan sebagai kebatilan dan memberikan kekuatan kepada kami untuk menjauhinya. Kami akan selalu mendakwahi mereka jika mereka mau menerima, dan kami juga berdoa kepada Allah SWT agar menunjuki mereka. Sesuai dengan firman Allah (Qaashash:56).

MELEBUR
Beban dakwah ini hanya dapat dipikul oleh mereka yang telah memahami dan bersedia memberi apa saja yang kelak dituntut olehnya, baik waktu, kesehatan, harta, bahkan darah.( At-Taubah: 24) Dakwah ini tidk mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah pun melebur dalam dirinya.
ISLAM KAMI
Dakwah kami adalah Dakwah yang hanya dapat dilukiskan secara integral oleh kata islamiyah. Mecakup dimensi kehidupan manusia dan akhirat. Jika ada yang ingin memahami dakwah Ikhwanul Muslimin lebih luas, hendaklah mereka memegang Kitab suci Al-Qur’an, membersihkan dirinya dari hawa nafsu dan berbagai ambisi, kemudian memahami ayat-ayat qur’an sebagaimana adanya. Disanalah akan menemukan muatan dan haikat dakwah Ikhwanul Muslimin.

Sikap Kami terhadap Berbagai ISME
Berbagai isme yang kini merajalela, haruslah dilihat dengan prespektif dakwah kami. Apa yang sesuai dengan dengan dakwah kami pasti akan kami setujui pula. Kami membersihkan diri dari semua yang bertentangan dengannya. Dakwah kami bersifat universal dan integral. Tidak ada sisi baik yang ada pada sebuah isme, melainkan ia pasti ada juga ada pada dakwah kami, dan kami menyeru padanya. Contoh salah satu paham yaitu:
Nasionalisme
Jika yang mereka maksudkan adalah keharusan membebaskan tanah air dari cengkraman imperealisme, mka islam secara tegas telah menegaskan perintah itu. (An-nisa :141), selanjutnya jika yang dimaksud adalah memperkuat ikatan keluarga antara warga negara. Maka islah bahkan menjadikan itu sebagai kewajiban. Rasulullah bersabda “Dan jadikan kamu hamba-hamba Allah yang saling bersaudara”. Dan jika nasionalisme yang dimaksud adalah membebaskan negeri-negeri lain dan menguasai dunia. Maka itu pun telah diwajibkan oleh islam. Islam bahkan mengarahkan para pasukan pembebas untuk melakukan pembebasan yang paling berbekas. Renungi firman Allah SWT (al-baqarah: 193)
Yang membedakan kami dengan mereka adalah bahwa batasan Nasionalisme bagi kami ditentukan oleh aqidah, sementara pada mereka batasan paham itu ditentukan oleh territorial wilayah negara dan geografis.tujuan dari nasionalis hanya berfikir untuk membebaskan negerinya. Dan bila mereka membangun negeri, mereka hanya memperhatikan aspek-aspek fisik. Sedangkan tujuan kami, kami percaya bahwa di leher setiap muslim tergantung amanah besar untuk mengorbankan seluruh  jiwa dan raga serta hartanya demi membimbing manusia menuju cahaya islam.
Modal dasar untuk pencapaian tujuan, maka ada tiga hal dimana pemikiran ikhwanul muslim berpusat:
1.      Manhaj yang benar
2.      Pendukung yang beriman
3.      Pemimpin yang kuat dan terpercaya.

c.    KEPADA APA KAMI MENYERU MANUSIA
Tolak Ukur
Tolak ukur itu adalah Kitabullah, dialah lautan dari mana kita meraup mutiara kecermelangan, dan referensi kepada mana kita menentukan hukum. Kita sempurna yang padanya Allah SWT, memadukan dasar-dasar kepercayaan, kaidah-kaidah perbaikan sosial, prinsip-prinsip umum hukum keduniaan, serta sederet perintah dan larangan. Adakah kaum muslimin telah melaksanakan kandungan al-quran itu? Jika dalam pembahasan ini kita sepakat bahwa mereka telah melakukannya, maka itu berarti kita telah sampai ke tujuan. Tapi jika mereka ternyata jauh dari ajaran-ajaran  qur’an maka merupakan tugas kita dan orang-orang yang mengikuti kita untuk bersama-sama kembali ke jalan itu.
Tujuan Hidup Dalam Al-Quran
Di atas pundak mereka Allah meletakan beban besar yang sangat luhur, yaitu: tugas membawa manusia kejalan kebenaran, membimbing mereka ke jalan kebaikan, menerangi seluruh penjuru dunia dengan matahari islam. Firman allah (Al-Hajj: 77-78) ini berarti bahwa Al-quran telah menjadikan kaum muslimin sebagai mandataris-Nya di hadapan umat manusia,  memberikan kepada mereka hak kepemimpinan dan kewenangan atas dunia untuk menunaikan mandate suci itu. Jadi kekuasaan itu adalah hak kita, bukan hak barat atau siapa pun, keberadaannya adalah demi peradaban islam.
Mandat suci itu Pengorbanan, bukan Pemanfaatan
Dalam mencapai tujuan suci, kaum muslimin rela menjual jiwa dan hartanya kepada Allah SWT. Dengan keimanannya mereka tak berhak lagi atas jiwa dan hartanya. Keduanyatelah menjadi waqaf di jalan Allah demi mensukseskan dakwah dan menyampaikannya kepada segenap hati manusia. (at-Taubah: 111)
Menjaga kebenaran dengan kekuatan
Kekuatan adalah jalan yang paling aman untuk memunculkan kebenaran. Sungguh suatu keindahan yang sempurna bila suatu  saat kekuatan bisa berjalan beriringan dengan kebenaran. Selain menjaga warisan dan tempat-tempat suci, jihad menyebarkan dakwah islam adalah suatu kewajiban yang dibebankan oleh Allah kepada kaum muslimin. Kewajibannya ini bobotnya sama dengan sholat,puasa,zakat,haji, berbuat kebajikan dan meninggalkan kejahatan. Allah mewajibkan hal itu kepada kaum muslimin, dan tidak memaafkan seorang pun. Yang memiliki kekuatan dan kemampuan, kalau sampai meninggalkannya.sesuai dengan firman Allah SWT (At-Taubah: 41)

d.             MENUJU CAHAYA
Keistimewaan Orientasi Islam
Jika kita menempuh jalan Islam ini bersama umat, kita dapat memetik banyak manfaat darinya. Hal ini dikarenakan:
1.      Kebenaran manhaj islam telah teruji dan sejarah telah menjadi saksi atas keunggulannya
2.      Manhaj islam telah berhasil mencetak umat paling kuat,paling utama, paling syarat kasih sayang, dan paling diberkati diantara bangsa-bangsa yang ada.
3.      Dengan kesucian manhaj islam dan telah bersemayamnya manhaj ini dalam dada manusia, menjadikannya mudah diterima semua kalangan, mudah dipahami, dan mudah diikuti pesan-pesannya.
4.      Berjalan dijalan ini berarti mengkokoh persatuan arab secara khusus dan persatuan islam secara umum.
5.      Manhaj islam adalah manhaj yang sempurna dan menyeluruh.

KEPADA PARA PEMUDA DAN SECARA KHUSUS KEPADA PARA MAHASISWA
Sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya. (al-Kahfi:13)
Sesungguhnya, manhaj ikhwanul muslimin itu telah jelas tahapan dan langkah-langkahnya. Kalian tahu benar apa yang kami inginkan dan kami paham benar sarana apa saja  yang dipergunakan untuk mewujudkan keinginan itu, yaitu:
1. Membentuk sosok muslim yang berbadan kuat, berakhlaq sejati, berpikiran luas, mampu bekerja dan mencari nafkah, beraqidah suci, beribadah yang benar, berjiwa sungguh-sungguh, pandai mengatur waktu, disiplin dalam segala urusannya, dan bermanfaat bagi orang lain, masyarakat dan negaranya.
2. Membentuk rumah tangga Islami; memelihara adab-adab dan akhlaq-akhlaq Islami dalam segala aspek kehidupan rumah tangga dan masyarakat. Jika sosok muslim itu baik secara aqidah, tarbiyah dan tsaqafah, maka akan baik pula dalam memilih pasangan, mampu menunaikan hak dan kewajibannya, dan berperan serta dalam pembinaan anak-anak dan bergaul dengan orang lain, serta berpartisipasi dalam kebaikan di tengah masyarakat dan umat.
Jika terbentuk rumah tangga Islami, maka akan terwujud pula masyarakat muslim yang menyebar ke segala penjuru dan aspek dakwah yang mengajak pada kebaikan dan memerangi keburukan dan kemungkaran, memotivasi perbuatan baik dan produktif, memiliki sifat amanah, memberi dan itsar.
Mencapai pada masyarakat Islami hingga pada tahap pemilihan pemerintahan yang Islami, komitmen dengan syariat Allah, menjaga hak-hak Allah dalam berbangsa dan bernegara, menjaga dan memelihara hak-hak-Nya, komitmen dengan undang-undang kebebasan, keamanan, amal dan perubahan, mengungkapkan pendapat dan mengikutsertakannya dalam musyarakah dan mengambil keputusan.
Pemerintahan Islam yang didukung oleh masyarakat muslim, menunaikan perannya sebagai khadimul ummah, digaji dengannya, bergerak demi kebaikannya, pemerintahan ini membentuk anggotanya komitmen dengan Islam dan ajarannya, menunaikan kewajibannya, membantu non-muslim dari berbagai golongan masyarakat; demi merealisasikan eksistensi umat dan persatuannya.
Berdirinya pemerintahan Islam yang dipilih oleh masyarakat muslim secara bebas, pemerintahan yang komitmen dengan syariat Allah sehingga melahirkan negara Islam yang diidamkan, negara yang memimpin negara-negara Islam lainnya, menyatukan perpecahan, mengembalikan kemuliaan dan harga dan mengembalikan negara mereka yang telah terampas.
Kepemimpinan negara Islam terhadap negara yang dipimpin harus memiliki karakteristik, kemampuan dan pondasi kepemimpinan, bukan hanya sekadar tuntutan namun sebagai realisasi dengan baik dan memiliki pertanggungjawaban yang besar. Membentuk persatuan umat Islam adalah suatu keniscayaan bukan kemustahilan, khususnya dalam bidang politik, ekonomi, dan militer yang tidak ternilai.
Berdirinya daulah Islamiyah yang bersatu atau kesatuan negara-negara Islam, mengembalikan eksistensi negara kepada umat, mengokohkan perannya dalam peradaban dan perdamaian serta ketenteraman di seluruh dunia, tanpa menggunakan kekuasaan dari kekuatan lainnya.
BEKAL KAMI
1.      Iman kepada Allah, pertolongan, dan Dukungan-Nya (ali Imran: 160)
2.      Iman kepada panglimanya, beserta ketulusan hati, dan kepemimpinannya (al-Ahzab: 21)
3.      Iman kepada sistem dengan keistimewaan dan keunggulannya (al-Maidah:16)
4.      Iman kepada persaudaraan dengan hak dan kewajiban serta kesuciannya  (al-hujurat:49)
5.      Iman Kepada balasan akhirat dengan keagungan dan kelipatannya. (at-taubah; 120)
6.        Iman kepada keberadaan diri mereka sendiri, yakni sebagai jamaah yang dipilih oleh takdir untuk berperan menyelamatkan alam semesta ini,
7.    Jihad adalah bekal kami juga.
KARAKTERISTIK DAKWAH
1.      Menjauhi titik-titik khilafiyah
2.      Menjauhi dominasi tokoh dan pembesar
3.      Menjauhi fanatisme partai-partai dan golongan-golongan
4.      Memperhatikan maslah takwim (pembentukan pribadi) dan taaruj (bertahap) dalam langkahnya.
5.      Mengutamakan sisi amaliyah yang produktif di atas seruan-seruan dan propaganda-propaganda kosong
6.      Sangat menaruh perhatian pemuda
7.      Cepat berkembang di pedesaan dan perkotaan.
Ikhwanul Muslimin adalah:
1.      Dakwah salafiyah
2.      Thariqah suniyah
3.      Hakikat shufiyah
4.      Hai’ah siyasiyah
5.      Jama’ah riyadhiyah
6.      Rabithah ilmiyah tsaqafiyah
7.      Syirkah iqtishadiyah
8.      Fikrah ijtima’iyah
Oleh: Bunga Peramatasari

Read more: http://pelajaran-blog.blogspot.com/2009/02/membuat-read-moreselengkapnyabaca.html#ixzz1zecWfyfP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar